nusakini.com--Isu SARA dan radikalisme menjadi perhatian serius oleh pemerintah. Untuk menghadapinya berbagai cara terus dilakukan mulai dari pencegahan hingga penindakan.

Menteri Ketenagakerjaan M.Hanif Dhakiri mengatakan isu pengangguran, ketimpangan, dan kemiskinan menjadi faktor yang memungkinkan untuk tumbuhnya isu SARA dan Radikalisme. Sehingga, salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan mendorong penguatan akses dan mutu pelatihan kerja khususnya bagi angkatan kerja yang didominasi oleh lulusan SD-SMP.

“Pemerintah menguatkan akses dan mutu pelatihan kerja agar angkatan kerja yang pengangguran dan angkatan kerja yang didominasi lulusan SD-SMP bisa dicegah dari pengaruh isu (SARA dan Radikalisme) tersebut.”ujar Menaker dalam acara SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi Indonesia di Jakarta, Senin (23/1).

Dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja di tahun ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI terus memaksimalkan program Reorientasi, Revitalisasi dan Rebranding (3R) Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah. Selain itu pemerintah juga mengadakan program pemagangan nasional terpadu dimana sebanyak 2.648 perusahaan menyelenggarakan pemagangan dengan jumlah 163.848 peserta pemagangan untuk tahun 2017.

“Kita membutuhkan daya saing yang sesuai dengan area kompetisi di pasar kerja,”katanya. Menaker melanjutkan, isu TKA ilegal asal Tiongkok digunakan untuk memprovokasi masyarakat. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah membiarkan TKA ilegal masuk secara bebas di negara Indonesia ini. Pemerintah juga selalu pro-aktif dalam pengawasan dan responsif terhadap laporan dari masyarakat.

Untuk diketahui, berdasarkan data Kemnaker jumlah TKA secara nasional dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tahun 2011 total TKA dari semua negara adalah 77.307. Tahun 2012 sebesar 72.427. Tahun 2013 sebanyak 68.957. Tahun 2014 sebesar 68.762. Tahun 2015 sebanyak 69.025. Dan sampai akhir 2016 ini sebesar 74.183 orang. Untuk menghadapi isu SARA dan radikalisme Menaker mengajak seluruh pihak untuk menjaga dan merawat kebhinekaan. “semua bergantung apakah kita sebagai bangsa mau menjaga dan merawat kebhinekaan dan jadikan potensi untuk melompat lebih maju secara ekonomi dan menjadi yang terbaik.”tutupnya. (p/ab)